Siapa nih yang suka rebahan? Yuk angkat tangan. Rebahan menjadi salah satu kegiatan paling ditunggu setelah seharian beraktivitas. Namun tidak sedikit juga yang dikit-dikit suka rebahan padahal tugas atau pekerjaannya belum selesai.
Kadang aku sendiri bertanya-tanya, sebenarnya rebahan itu boleh ga sih? Disatu sisi aku merasa bahwa rebahan akan membuang waktu karena bisa saja kita kehilangan peluang yang insightful tapi disisi lain aku merasa kita juga perlu beristirahat supaya diri kita menjadi lebih fresh dan bisa terus semangat.
Jawaban ini aku temukan pada sebuah buku yang tahun lalu sempat aku beli. Buku ini membahas tentang bagaimana kaum rebahan bisa memberikan perubahan.
Rebahan bukan hanya sebagai sebagai media healing atau refreshing tapi rebahan juga sebagai media untuk berfikir langkah apa yang seharusnya diambil dan memperjelas cita-cita serta keinginan kita.
Buku Kaum Rebahan Beri Perubahan karya M. Atiatul Muqtadir adalah jawabannya. Pertama kali aku kenal buku ini saat Mas Fathur upload pre order buku ini di Instagram. Pas baca sinopsisnya menarik apalagi sewaktu itu aku sempat underminded, jadi gas lah buat beli..
Profil Buku Kaum Rebahan Beri Perubahan
Judul : Kaum Rebahan Beri Perubahan
Penulis: M. AtiatuL Muqtadir
Penerbit: Bhumi Anoma
Tahun Terbit: 2020
Jumlah Halaman: 200 halaman
Dimensi : 13 x 19 cm
Harga: Rp89.500
ISBN : 9786237211549
M. Atiatul Muqtadir seong mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Gadjah Mada. Fathur kerja aktif di berbagai kegiatan sosial, leadership, dan organisasi. Selain itu fathur juga memiliki ketertarikan pada dunia politik.
Dirinya memiliki pandangan-pandangan tersendiri terhadap politik dengan berpegang pada ketentuan-ketentuan islam.
Fathur memiliki visi dan cita-cita menjadi anugerah untuk keluarga, agama, bangsa, dan negara. Salah satunya melalui buku pertamanya ini: Kaum Rebahan Baru Perubahan.
Sinopsis
Kaum Rebahan Beri Perubahan adalah sebuah ajakan untuk memastikan usia produktif kita juga diisi dengan kegiatan produktif. Sebuah ajakan untuk menempuh perjalanan bersama, menjadi lebih berdampak. Agar kita tak hanya menjadi manusia baik, melainkan menjadi sebaik-baiknya manusia: bermanfaat bagi sesama.
Ini adalah sebuah keyakinan bahwa sejatinya kita yang masih sering bermalas-malasan hari ini, bukan berarti tak mampu membawa kebermanfaatan. Jika ada kesadaran dan kemauan, kemalasan itu bisa kita tinggalkan dan perubahan bisa kita hadirkan.
Masa lalu memang tidak bisa kita ubah, tapi masa depan bisa kita buat lebih cerah. We have a chance to change! Sebab, masing-masing dari kita dinilai bukan dari bagaimana kita memulai, tapi dari bagaimana kita berakhir.
Jadi, jangan sampai kita berakhir hanya sebagai KAUM REBAHAN, padahal kita bisa BERI PERUBAHAN!
Impression
Paparan Ringan
Fathur menuliskan setiap kalimat di buku ini secara ringan. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Ajakan hijrah menjadi positif di jelaskan secara apik. Setiap kalimat memiliki gaya bahasa anak muda. Jadi menurutku, buku ini tidak terlalu berat.
Mengajak Berpikir
Membaca buku ini, aku merasa kita diajak untuk berpikir. Berbicara kepada diri sendiri mengenai perubahan. Mengapa kita harus berubah dan bagaimana cara untuk berubah. Intro sampai epilog dari buku ini pun disusun secara apik.
Pada bab pertama Fathur menjelaskan hakikat kita sebagai manusia khususnya generasi muda. Dia mengajak kita mengerti apa manfaat dan tugas kita hidup di dunia ini.
Fathur juga mengajak kita berpikir alasan harus ada perubahan, alasan mengapa manusia sebagai pondasi peradaban, alasan mengapa manusia harus lebih parasa, alasan manusia sebagai tumpuan bangsa, dan bagaimana pertanggungjawaban kita sebagai manusia di akhirat.
Saat aku membaca bab ini, aku sadar bahwa menjadi seorang manusia banyak tugas yang kita emban. Menjadi manusia tidak sesederhana kita hidup kemudian mati. Banyak hal yang kita harus lakukan, baik untuk manusia itu sendiri maupun untuk kepentingan bangsa, negara dan agama.
Bab kedua adalah bab yang paling aku sukai. Bab ini menjelaskan bagaimana cara kita untuk menjadi agen perubahan. Dimulai dari diri kita sendiri.
Fathur menjelaskan bahwa kita perlu untuk memiliki visi dan misi hidup; dan sikap-sikap yang diperlukan untuk hijrah menjadi produktif dan berdampak seperti keberanian, kerja keras, kegigihan, kebersamaan, pembelajar, dan kesabaran.
Rasanya saat membaca bab ini, aku diajak untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam mempersiapkan diri untuk perubahan. Dari sini juga aku mulai berpikir seperti apa visi misi yang aku inginkan untuk hidup ini.
Bab yang terakhir yaitu bab ketiga. Bab ini adalah bab paling romantis. Disini fathur menjelaskan definisi tentang cinta. Eits.. ini bukan hanya tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan ya..
Disini menjelaskan bagaimana peran cinta dalam setiap perjuangan, bagiaman cinta menguatkan diri kita sehingga kita bisa terus termotivasi untuk hijrah menjadi produktif dan mengahsilkan karya.
Disertai Banyak Quotes
Pada buku ini, fathur tidak hanya menjelaskan tentang pemikirannya saja. Fathur juga menyertakan quote dari para negarawan, cendekiawan islam dan kutipan hadist atau ayat Alquran yang bisa membuat kita semakin berpikir dan yakin untuk berubah.
Beberapa quote favoritku adalah
Kerja Tuntas; Kesabaran Sebagai Daya Tahan
Sesungguhnya keadaaan muda, menganggur, dan kaya adalah tempat kerusakan manusia dari segala jurusan.
Tak ada kenyamanan di hari tua untuk orang yang malas di masa muda.
Bersabarlah, malam akan terang. Tanpa sabar, niscaya siangpun akan terasa gelap. Bersyukurlah karena siang tidak abadi dan malam akan berganti.
Kelemahan Buku
Tanda Tangan Scan
Hmm.. jujur kau agak kecewa sih, aku beli buku ini pre order dan berharap bertanda tangan asli tapi sewaktu datang tanda tangannya ternyata cuma scan. To be honest aku nggak atau apakah semuanya bukunya tercantum tanda tangan scan seperti ini atau tidak.
Desain Grafisnya Kurang Eye Catching
Dibuku ini disertai beberapa gambar. Namun, aku pribadi menyayangkan desain tersebut hanya berwarna hitam putih padahal kalau warna warni lebih bagus kan ya hehehe..
Selain itu buku ini ada beberapa versi cover. Yang aku beli kali ini yang berwarna hijau. To be honest aku kurang suka warnanya sih tapi gimana lagi yang cover sebelumnya stoknya sudah habis dan kebetulan ini buku cetakan kedua.
Kesimpulan
Menjadi manusia produktif yang berdampak atau menjadi manusia yang biasa saja itu adalah pilihan. Namun bagiku menjadi manusia produktif itu lebih menyenangkan dan menantang.
Meski banyak suka dan duka yang akan dilalui tapi dengan manusia yang produktif kita bisa mendapat sesuatu yang insightful.
Hal ini tidak akan kita dapatkan jika hanya rebahan saja. Jadi, rebahan seperlunya dan berjuang lelahnya ya...
Inspiratif sekali ya bukunya. Cocok nih untuk memantik semangat para kaum rebahan, apalagi di masa pandemi seperti ini. Biar bisa melakukan hal kecil yang produktif..
BalasHapusWah buat orang visual macam aku buku tak bewarna agak menantang hahaha.. menantang baor g buru2 ditutup.
BalasHapus.nah kalo liat gambaran isinya keren nih.
Mana judulnya unik dan pas dg kondisi skrg ya ..khusunya mereka yg ada di usia produktif saat ini.
Kaum rebahan tak hanya buat nonton film aja yaa.. hehee,,
BalasHapusCovernya memang simple ya, tapi aku suka buku yang banyak quotes" kayak gini nih..
Kaum rebahan, hehe. Sayangnya selama pandemi ini tidka menjadi bagian dari kaum rebahan. Harus berkutat dengan kegiatan kemanusiaan.
BalasHapusMenjadi manusia produktif yg berdampak atau menjadi manusia biasa adalah pilihan....Sukaa
BalasHapusJudulnya menarik, ulasannya luar biasa. Lagi-lagi bunda jadi terpancing untuk membaca seutuhnya...
BalasHapusMakasih sudah bernagi informasi...
Quotesnya menampar ya wkwkwkw ini sejenis buku NKCTHI nggak sih mba visual dalamnya? Aku penasaran. Selalu suka sama buku2 ringan tapi unik.
BalasHapus